CERPEN : Air Mata Beda Negara(Part 1) - EvanHavidz's
Thursday 31 December 2015

00:52
6
Cerpen ini merupakan kolaborasi dari evanhavidz dan Tunjung Purbosari
Semuanya tampak hitam, tak ada sesuatu yang bisa kulihat dari pandangan mataku. Aku melihat kesana kemari semuanya tampak sama, hitam. Aku pikir semua ini hanyalah sebuah ilusi, atau aku yang sedang tidak sadarkan diri. Mungkin aku bermimpi? Nyatanya tidak. Buta, ya aku buta. Masih saja berharap bahwa aku akan mendapatkan keajaiban hanya dalam 1 kali kedipan mata. Aku yang bodoh ini terlalu menghayal sampai tidak tau batas.

Menyesal? Aku tidak bisa munafik dengan berkata aku menyesal hanya karena aku buta, aku sangat menyesal. Lebih menyesal lagi karena aku tidak bisa melihat semua yang aku ingin lihat. Dan aku telah melukai seseorang yang benar benar aku sayangi sampai kapan pun.

“Hallo?” sapanya dari ujung telepon. Aku sungguh merindukan suaranya, walaupun hanya dengan 1 kata dari ujung telepon.
“Ya, hai!” aku terlalu gugup untuk menjawabnya, aku berburuk sangka bahwa semua ketakutanku akan terjadi.
“Mario, apa kabar?” dia bertanya. Bukankah kalimat itu terlalu formal untuk kami?
“Apa maksudmu Anna ?” masih belum menjawab pertanyaan nya. Aku terlalu buruk untuk berbaik sangka pada semua hal kecil.
“Ya aku menanyakan kabarmu. Kau tahu kan kalau kita sudah jarang berkomunikasi satu sama lain.” bahkan aku lupa bahwa memang dia lah yang pertama kali menelpon setelah 2 minggu kami putus kontak.
“oh ya Anna, ehmm...bagaimana dengan terapi mu disana? Apakah semua berjalan dengan lancar? Apakah kamu sudah bisa berjalan lagi?” tanyaku bertubi-tubi. Aku tidak peduli, bagaimana pun gugup nya aku, jangan sampai aku tidak menanyai kabarnya.
“Baik, mungkin belum hehehe. Bagaimana denganmu, Mario? Apakah sudah mendapatkan donor mata?”
Jujur aku sangat senang dia peduli denganku. “ Ya aku sudah mendapatkannya, Anna. Ini akan menjadi awal yang baik untuk memulai hubungan kita lagi! Dan aku akan operasi 3 hari lagi!” ucapku sungguh bersemangat. Siapa yang tidak? Aku sudah tidak sabar bertemu dengan Anna, kekasihku.

“Baguslah kalau begitu, apakah kau sedang sibuk?”
“Tidak. Memangnya kenapa, sayang?”
“Ehm tidak aku hanya bertanya. Mungkin terapi terakhirku akan dilaksanakan seminggu lagi, Mario.”
“Aku sangat tidak menyangka bahwa aku mendapatkan berita yang sebahagia ini, Anna. Aku sudah tidak sabar melihatmu lagi. Aku sangat merindukanmu.”
“Aku pun juga tidak sabar untuk melihatmu, Mario?...ehm sudah ya, jagalah dirimu di Australia sana ya.” dia bertanya padaku atau sedang bercanda denganku? Hahaha dia memang sangat pandai untuk membuatku tertawa.
“Siap bos! Jagalah dirimu juga di Jerman sana ya! I Lo-“ panggilan sudah tertutup. Anna menutup telepon nya sampai aku tak sempat mengatakan kalimat itu.
                                                                                                ***
*FLASHBACK*
Hari ini, rintik hujan kembali membasahi awan. Aku sangat bingung entah mengapa hujan selalu turun disaat aku dan Anna akan main bersama,seakaan Tuhan melarangku untuk bepergian.
“Anna,hujan turun lagi. Bagaimana dengan rencana main  kita ?” tanyaku.
“Aku pingin 1 bulan ini kita bisa bareng terus,buat nebus rindu selama aku kuliah di Malaysia kemaren.” Jawabnya dengan nada murung.

Ya,aku dan Anna adalah pasangan jarak jauh. Aku rela melakoni hubungan ini karena aku sangat sayang dengan kekasihku itu,walaupun agak berat untuk melakoni hubungan ini pada awalnya. Tapi karena rasa sayangku yang besar kepadanya,aku mendukung dia untuk menimba ilmu di negeri Jiran.

Kriing Kriing ! tiba tiba handphone ku berbunyi,ternyata ada telfon dari mamaku. Mama minta untuk aku dan Anna segera pulang ke rumah karena mama sudah memasak sesuatu yang special untuk kami.

“Eh,kita disuruh pulang ni sama mama ku. Katanya udah dimasakin  sesuatu buat kita”
“Berarti hari ini gajadi main ? yah” jawab Anna
“Udah gausah ngambek. Gini aja,besok mumpung aku ga ada kuliah aku bakal ajak kamu main seharian. Aku janji,aku gapeduli mau hujan apa mau apa yang penting kita bisa bareng terus”

Sepertinya,kata kata ku tadi membuat semangat nya kembali naik. Dia sumringah dan bersedia untuk kuajak kerumahku. Anna memang paling gasuka kalo janji yang udah di rencanain batal gitu aja,tapi aku tau karena aku pacarnya dan dia sayang banget sama aku jadi dia sedikit bisa meredam kemarahannya.

Sesampainya dirumahku,kami sudah ditunggu oleh Mama dan segera mengajak kami untuk pergi keruang makan. Aku dan Anna duduk berhadapan sedangkan mama ku duduk di kursi ujung. Walaupun Anna jaga image saat makan,aku tau dia lapar sekali waktu itu. Saat selesai makan ,Mama mengajak untuk mengobrol santai di meja makan dengan mulai bertanya kepada Anna tentang kuliahnya

“Ehm Anna,sekarang kuliah semester berapa ? ambil jurusan apa ?”
“Semester 4 ma,ambil jurusan design”
“Wah design,persaingannya ketat tuh. Enggak kaya si Mario,kalo kuliah cuma ambil hikmah nya aja”
“Bisa aja ma” Anna sambil terkekeh kecil.
Aku yang mendengarkan merasa malu namun aku harus tetap terlihat cool di depan Anna.
“Kalo kalian,udah pacaran berapa lama ?” Tanya mamaku lagi
“Kami sudah berpacaran selama 4 tahun . Kami memulai pacaran sejak SMA” jawab Anna.
“Wah sudah lama juga ya,semoga langgeng terus deh”
Anna mengangguk dengan malu tetapi terlihat anggun,lalu aku memotong pembicaraan mereka dan berbicara kepada mama
“Ma,gini kan tadi kita mau jalan tapi ga jadi. Terus aku mau ganti besok,seharian jalan sama Anna. Boleh kan?”
“Oh gitu,ya udah gapapa. Tapi pesen mama cuma satu,jangan aneh aneh dan jangan ngebut kalo boncengin cewek”
“Siap ma,sekalian sekarang mau ijin nganterin pulang Anna”
“Iya ,hati hati dijalan” jawab mamaku .

Aku hanya mengangguk tanda mengiyakan perintah mama ku. Rumah Anna terhitung lumayan jauh dari rumahku sehingga butuh waktu 45 menit kalo tidak macet. Seusai mengantar Anna,aku segera pulang dan seperti biasa kami mengobrol lewat chat,vidcall dan telfon.

Keesokan harinya,aku bangun lebih pagi dari biasanya yaitu pukul 5.00 ,karena aku ada janji dengannya pukul 07.30 . Aku selesai mempersiapkan diri pukul 05.20 dan segera tancap gas kerumah Anna dan sampai disana pukul 07.15 karena macet.

Sesampai nya disana,Anna segera masuk dan kita tancap gas ke sebuah taman di Queensland, lalu siangnya kami ke Mall. Aku melihat tatap mata bahagia dari Anna yang sangat terpancar menyilaukan mata ku saat kami bertatapan. Keluar dari mall,bisa tebak apa ? rintik hujan turun kembali ! namun karena aku telah berjanji untuk tetap jalan maka pergilah kami ke sebuah restaurant. Kami sangat terburu-buru hingga tidak sadar bahwa hujan membuat jalan licin, dan kami kehilangan keseimbangan.

Duarrrrrrr ! sebuah mini bus yang oleng menabrak mobilku dan mobilku berputar sebelum menabrak pembatas jalan,kami berdua mengalami luka parah hingga tak sadarkan diri kedua nya dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.

Kedua orang tua kami segera ke rumah sakit setelah mendapat kabar dari seorang warga yang berhasil meraih handphone kami untuk menelpon orang tua kami. Sudah 3 hari aku tak sadarkan diri dirumah sakit,setelahnya aku mendengar dengan samar suara suara orang berbicara

“Mario sudah sadar dia sudah bergerak” ,lalu ibu ku mendekat dan menangis sambil memegang tanganku.
“Ma kok gelap ya,dimana aku sekarang” jawabku dengan setengah sadar.
“Kamu dirumah sakit nak,kamu tidak sadarkan diri selama 3 hari setelah mengalami kecelakaan kemaren bersama Anna. Kamu harus sabar ya nak ,kata dokter kamu buta,mama akan segera membawamu ke Australia untuk berobat” terang mamaku mama lebar.
Dari semua kata katanya,aku hanya dapat menangkap kata Anna dan buta.
“Aku BUTA? Lalu dimana Anna sekarang ?” aku mengusap kepalaku kasar, bagaimanamungkin ini bisa terjadi? Jika aku buta, bagaimana dengan Anna?
“Iya nak kamu buta,tapi kata dokter bisa sembuh asal kamu dibawa ke sebuah Rumah Sakit di Sydney ,Anna sudah dilarikan ke Jerman menurut kabar yang mama dengar. Katanya dia lumpuh sementara”

*FLASHBACK END*
***
Suara hujan sempat mengusik aktifitasku yang sedang menata kumpulan baju di dalam lemari. Kini aku .....

Part 2 bisa dibaca di SINI

6 comments: