Cerpen ini merupakan kolaborasi dari evanhavidz dan Tunjung Purbosari
Semuanya tampak hitam, tak ada sesuatu yang bisa kulihat dari pandangan mataku. Aku melihat kesana kemari semuanya tampak sama, hitam. Aku pikir semua ini hanyalah sebuah ilusi, atau aku yang sedang tidak sadarkan diri. Mungkin aku bermimpi? Nyatanya tidak. Buta, ya aku buta. Masih saja berharap bahwa aku akan mendapatkan keajaiban hanya dalam 1 kali kedipan mata. Aku yang bodoh ini terlalu menghayal sampai tidak tau batas.
Semuanya tampak hitam, tak ada sesuatu yang bisa kulihat dari pandangan mataku. Aku melihat kesana kemari semuanya tampak sama, hitam. Aku pikir semua ini hanyalah sebuah ilusi, atau aku yang sedang tidak sadarkan diri. Mungkin aku bermimpi? Nyatanya tidak. Buta, ya aku buta. Masih saja berharap bahwa aku akan mendapatkan keajaiban hanya dalam 1 kali kedipan mata. Aku yang bodoh ini terlalu menghayal sampai tidak tau batas.
Menyesal? Aku
tidak bisa munafik dengan berkata aku menyesal hanya karena aku buta, aku
sangat menyesal. Lebih menyesal lagi karena aku tidak bisa melihat semua yang
aku ingin lihat. Dan aku telah melukai seseorang yang benar benar aku sayangi
sampai kapan pun.
“Hallo?” sapanya
dari ujung telepon. Aku sungguh merindukan suaranya, walaupun hanya dengan 1
kata dari ujung telepon.
“Ya, hai!” aku
terlalu gugup untuk menjawabnya, aku berburuk sangka bahwa semua ketakutanku
akan terjadi.
“Mario, apa
kabar?” dia bertanya. Bukankah kalimat itu terlalu formal untuk kami?
“Apa maksudmu
Anna ?” masih belum menjawab pertanyaan nya. Aku terlalu buruk untuk berbaik
sangka pada semua hal kecil.
“Ya aku
menanyakan kabarmu. Kau tahu kan kalau kita sudah jarang berkomunikasi satu
sama lain.” bahkan aku lupa bahwa memang dia lah yang pertama kali menelpon setelah
2 minggu kami putus kontak.
“oh ya Anna,
ehmm...bagaimana dengan terapi mu disana? Apakah semua berjalan dengan lancar?
Apakah kamu sudah bisa berjalan lagi?” tanyaku bertubi-tubi. Aku tidak peduli,
bagaimana pun gugup nya aku, jangan sampai aku tidak menanyai kabarnya.
“Baik, mungkin
belum hehehe. Bagaimana denganmu, Mario? Apakah sudah mendapatkan donor mata?”
Jujur aku sangat
senang dia peduli denganku. “ Ya aku sudah mendapatkannya, Anna. Ini akan
menjadi awal yang baik untuk memulai hubungan kita lagi! Dan aku akan operasi 3
hari lagi!” ucapku sungguh bersemangat. Siapa yang tidak? Aku sudah tidak sabar
bertemu dengan Anna, kekasihku.
“Baguslah kalau
begitu, apakah kau sedang sibuk?”
“Tidak. Memangnya
kenapa, sayang?”
“Ehm tidak aku
hanya bertanya. Mungkin terapi terakhirku akan dilaksanakan seminggu lagi,
Mario.”
“Aku sangat tidak
menyangka bahwa aku mendapatkan berita yang sebahagia ini, Anna. Aku sudah
tidak sabar melihatmu lagi. Aku sangat merindukanmu.”
“Aku pun juga
tidak sabar untuk melihatmu, Mario?...ehm sudah ya, jagalah dirimu di Australia
sana ya.” dia bertanya padaku atau sedang bercanda denganku? Hahaha dia memang
sangat pandai untuk membuatku tertawa.
“Siap bos!
Jagalah dirimu juga di Jerman sana ya! I Lo-“ panggilan sudah tertutup. Anna
menutup telepon nya sampai aku tak sempat mengatakan kalimat itu.
***
*FLASHBACK*
Hari ini, rintik hujan
kembali membasahi awan. Aku sangat bingung entah mengapa hujan selalu turun
disaat aku dan Anna akan main bersama,seakaan Tuhan melarangku untuk bepergian.
“Anna,hujan turun
lagi. Bagaimana dengan rencana main kita
?” tanyaku.
“Aku pingin 1 bulan
ini kita bisa bareng terus,buat nebus rindu selama aku kuliah di Malaysia
kemaren.” Jawabnya dengan nada murung.
Ya,aku dan Anna adalah
pasangan jarak jauh. Aku rela melakoni hubungan ini karena aku sangat sayang
dengan kekasihku itu,walaupun agak berat untuk melakoni hubungan ini pada
awalnya. Tapi karena rasa sayangku yang besar kepadanya,aku mendukung dia untuk
menimba ilmu di negeri Jiran.
Kriing Kriing ! tiba
tiba handphone ku berbunyi,ternyata ada telfon dari mamaku. Mama minta untuk
aku dan Anna segera pulang ke rumah karena mama sudah memasak sesuatu yang
special untuk kami.
“Eh,kita disuruh
pulang ni sama mama ku. Katanya udah dimasakin sesuatu buat kita”
“Berarti hari ini
gajadi main ? yah” jawab Anna
“Udah gausah ngambek.
Gini aja,besok mumpung aku ga ada kuliah aku bakal ajak kamu main seharian. Aku
janji,aku gapeduli mau hujan apa mau apa yang penting kita bisa bareng terus”
Sepertinya,kata kata
ku tadi membuat semangat nya kembali naik. Dia sumringah dan bersedia untuk
kuajak kerumahku. Anna memang paling gasuka kalo janji yang udah di rencanain
batal gitu aja,tapi aku tau karena aku pacarnya dan dia sayang banget sama aku
jadi dia sedikit bisa meredam kemarahannya.
Sesampainya
dirumahku,kami sudah ditunggu oleh Mama dan segera mengajak kami untuk pergi
keruang makan. Aku dan Anna duduk berhadapan sedangkan mama ku duduk di kursi
ujung. Walaupun Anna jaga image saat makan,aku tau dia lapar sekali waktu itu.
Saat selesai makan ,Mama mengajak untuk mengobrol santai di meja makan dengan
mulai bertanya kepada Anna tentang kuliahnya
“Ehm Anna,sekarang
kuliah semester berapa ? ambil jurusan apa ?”
“Semester 4 ma,ambil
jurusan design”
“Wah design,persaingannya
ketat tuh. Enggak kaya si Mario,kalo kuliah cuma ambil hikmah nya aja”
“Bisa aja ma” Anna
sambil terkekeh kecil.
Aku yang mendengarkan
merasa malu namun aku harus tetap terlihat cool di depan Anna.
“Kalo kalian,udah
pacaran berapa lama ?” Tanya mamaku lagi
“Kami sudah berpacaran
selama 4 tahun . Kami memulai pacaran sejak SMA” jawab Anna.
“Wah sudah lama juga
ya,semoga langgeng terus deh”
Anna mengangguk dengan
malu tetapi terlihat anggun,lalu aku memotong pembicaraan mereka dan berbicara
kepada mama
“Ma,gini kan tadi kita
mau jalan tapi ga jadi. Terus aku mau ganti besok,seharian jalan sama Anna.
Boleh kan?”
“Oh gitu,ya udah
gapapa. Tapi pesen mama cuma satu,jangan aneh aneh dan jangan ngebut kalo
boncengin cewek”
“Siap ma,sekalian
sekarang mau ijin nganterin pulang Anna”
“Iya ,hati hati
dijalan” jawab mamaku .
Aku hanya mengangguk
tanda mengiyakan perintah mama ku. Rumah Anna terhitung lumayan jauh dari
rumahku sehingga butuh waktu 45 menit kalo tidak macet. Seusai mengantar Anna,aku
segera pulang dan seperti biasa kami mengobrol lewat chat,vidcall dan telfon.
Keesokan harinya,aku
bangun lebih pagi dari biasanya yaitu pukul 5.00 ,karena aku ada janji
dengannya pukul 07.30 . Aku selesai mempersiapkan diri pukul 05.20 dan segera
tancap gas kerumah Anna dan sampai disana pukul 07.15 karena macet.
Sesampai nya
disana,Anna segera masuk dan kita tancap gas ke sebuah taman di
Queensland, lalu siangnya kami ke Mall. Aku melihat tatap mata bahagia
dari Anna yang sangat terpancar menyilaukan mata ku saat kami bertatapan. Keluar
dari mall,bisa tebak apa ? rintik hujan turun kembali ! namun karena aku telah
berjanji untuk tetap jalan maka pergilah kami ke sebuah restaurant.
Kami sangat terburu-buru hingga tidak sadar bahwa hujan membuat jalan licin,
dan kami kehilangan keseimbangan.
Duarrrrrrr ! sebuah
mini bus yang oleng menabrak mobilku dan mobilku berputar sebelum menabrak
pembatas jalan,kami berdua mengalami luka parah hingga tak sadarkan diri kedua
nya dan segera dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Kedua orang tua kami
segera ke rumah sakit setelah mendapat kabar dari seorang warga yang berhasil
meraih handphone kami untuk menelpon orang tua kami. Sudah 3 hari aku tak
sadarkan diri dirumah sakit,setelahnya aku mendengar dengan samar suara suara
orang berbicara
“Mario sudah sadar dia
sudah bergerak” ,lalu ibu ku mendekat dan menangis sambil memegang tanganku.
“Ma kok gelap
ya,dimana aku sekarang” jawabku dengan setengah sadar.
“Kamu dirumah sakit
nak,kamu tidak sadarkan diri selama 3 hari setelah mengalami kecelakaan kemaren
bersama Anna. Kamu harus sabar ya nak ,kata dokter kamu buta,mama akan segera
membawamu ke Australia untuk berobat” terang mamaku mama lebar.
Dari semua kata
katanya,aku hanya dapat menangkap kata Anna dan buta.
“Aku BUTA? Lalu dimana
Anna sekarang ?” aku mengusap kepalaku kasar, bagaimanamungkin ini
bisa terjadi? Jika aku buta, bagaimana dengan Anna?
“Iya nak kamu buta,tapi kata dokter bisa sembuh
asal kamu dibawa ke sebuah Rumah Sakit di Sydney ,Anna sudah dilarikan ke Jerman
menurut kabar yang mama dengar. Katanya dia lumpuh sementara”
*FLASHBACK END*
***
Suara hujan sempat mengusik aktifitasku yang sedang
menata kumpulan baju di dalam lemari. Kini aku .....Part 2 bisa dibaca di SINI
wah cerpen baru nih nice info
ReplyDeletewah jadi pengen baca kelanjutannya keren cerpennya
ReplyDeletelanjut ke part 2
ReplyDeleteSip dah baca, lanjut dan siap meluncur ke part 2
ReplyDeleteClick to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.